Kabupaten Sukoharjo »
News
,
Organisasi
»
Akhiri Kemelut, Pedagang Burung Dikumpulkan Buntut Penolakan Biaya Sewa
Akhiri Kemelut, Pedagang Burung Dikumpulkan Buntut Penolakan Biaya Sewa
SUKOHARJO – Puluhan pedagang burung, pakan burung dan sangkar yang selama ini mengadu nasib di Pasar Gawok, Desa Genang, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, bakal dikumpulkan.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo, Sutarmo, rencana pengumpulan tersebut, dimaksudkan untuk mengakhiri kemelut yang terjadi hampir setahun ini. Dikatakannya, permasalahan bermula saat puluhan pedagang itu, menolak membayar biaya sewa selter sejak pasar senilai Rp 5 miliar tersebut ditempati Januari. ”Kemelut harus diakhiri. Pedagang bakal dikumpulkan, dan duduk bersama. Pola komunikasi akan diperbaiki,” kata dia, Kamis (29/9).
Lebih lanjut mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) itu menjelaskan, pedagang yang akan diundang, tidak terkecuali mereka yang sudah keluar dari pasar. Pasalnya menurut dia, pasar yang sudah direvitalisasi itu, untuk membangkitkan perekonomian rakyat di tingkat kecamatan, tapi pihaknya baru akan melakukan inventarisasi kembali jumlah pedagang secara pasti. ”Kami kroscek ulang, berapa jumlahnya, baik di dalam maupun di luar. Dipastikan lebih dari 50 pedagang,” ungkapnya.
Dia menambahkan, paling tidak tahun ini permasalahan pedagang burung itu kelar. Menurutnya, permasalahan biaya sewa sebenarnya sudah sangat meringankan pedagang. Karena besaran Rp 864 ribu yang akhirnya diturunkan menjadi Rp 576 ribu per tahun, bisa diangsur. Bahkan ada 20-25 pedagang yang mendaftarkan diri ke pengelola pasar. ”Ada yang membayar angsuran, antara 10-12 pedagang. Tetapi permasalahan harus diselesaikan. Kami ingin pasar lebih dimakmurkan. Siapa lagi kalau bukan pedagang,” terang dia.
Seorang pedagang burung yang berjualan di luar pasar, Yadi (45) menyambut baik dengan adanya rencana itu. Menurut dia, jika seluruh pedagang disatukan dalam satu selter, akan membuat pasar lebih ramai lagi. Yakni sama seperti saat pertama kali ditempati pada Januari lalu.
Hanya saja, sejak sebagian pedagang keluar dari pasar, selter menjadi sepi. ”Dulu saat pertama di tempati, orang mau jalan susah. Kan saking ramainya. Soal biaya sewa harus meringankan pedagang,” harapnya. (H80-50)
Sumber : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/akhiri-kemelut-pedagang-burung-dikumpulkan
Top 10 Popular of The Week
-
Kabupaten Sukoharjo Dari Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedia bebas Disambig gray.svg Moto: Sukoharjo MAKMUR (Maju, Aman, Ko...
-
Kerajinan ekonomi kreatif "Anglo" yakni tungku gerabah salah satu alat masak untuk menghasilkan panas api produksi asal...
-
PERSOJO (Persaudaraan Seniman Sukoharjo) adalah organisasi seniman di wilayah Sukoharjo yang bersifat independen, berlandaskan pad...
-
Sukoharjo -- Hujan deras yang terjadi di Kota Solo dan sekitarnya sejak Minggu (2/10) siang, membuat sejumlah wilayah tergenang ...
-
J oglosemar | Insan Dipo Ferdias ilustrasi perpustakaan daerah SUKOHARJO — Minat masyarakat mengunjungi Perpustakaan Daerah Sukoharjo m...
-
Kepulangan siswi salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Solo, Aura Warna Sari, 13 tak hanya membuat lega kedua ora...
-
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tenga...
-
SUKOHARJO, suaramerdeka.com – Sejumlah jembatan yang berdiri di atas aliran Sungai Bengawan Solo, di Kabupaten Sukoharjo, perlu ...
-
Perekonomian di kawasan Solo Baru, Kecamatan Grogol, Sukoharjo semakin bergeliat. Setelah berdiri pusat perbelanjaan modern dan h...
-
SUKOHARJO – Aliran air dari Dam Colo ke Colo Barat dan Timur resmi ditutup mulai 1-31 Oktober mendatang. Jika tahun-tahun sebelu...
Tidak ada komentar: